Khusyuk dalam Shalat dan Tata Caranya

 
Khusyuk dalam Shalat dan Tata Caranya
Sumber Gambar: Ilustrasi shalat/Michael Burrows/Pexels/Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Shalat bukan hanya sekadar ibadah wajib yang dilaksanakan oleh seorang muslim, tapi lebih kepada interaksi kepada Allah dengan mendekatkan diri. Oleh karena itu di dalam shalat sangat diperlukan khusyuk supaya lebih maksimal dalam shalatnya.

Apakah khusyuk dalam shalat menjadi kewajiban ataukah tidak? Lalu bagaimana cara yang dapat meningkatkan kekhusyukan dalam melaksanakan shalat?

.ولانتفاء ثواب الصلاة بانتفائه كما دلت عليه الأحاديث الصحيحة ولأن لنا وجها اختاره جمع أنه شرط للصحة. إعانة الطالبين ١/١٨١

Gus Dewa dalam unggahan Facebook terbarunya menjelaskan bahwa dalam hal khusyuk para ulama memiliki perbedaan pendapat. Sebagian ulama berpendapat seseorang yang dalam tidak khusyuk maka shalatnya sah tapi tidak berpahala. Sebagian ulama lainnya menjelaskan khusyuk adalah syarat sahnya shalat, maka tidak sah shalatnya seseorang yang tidak khusyuk.

.فإن قلت ان حكمت ببطلان الصلاة وجعلت حضور القلب شرطا في صحتها خالفت إجماع الفقهاء فإنهم لم يشترطوا الا حضور القلب عند التكبير. إعانة الطالبين ١/١٨٢

Jika dikatakan bahwa khusyuk (hadirnya hati) menjadi syarat sahnya shalat, maka hal ini bertentangan dengan Ijma' (kesepakatan) para ahli fiqh, karena syarat khusyuk hanya pada saat takbir saja.

Imam Nawawi berkata, “Paling rendahnya ukuran khusu' untuk orang awam yaitu ketika takbir ia ingat Allah SWT.” Namun ini bukan berarti hanya mengingat di saat itu saja, melainkan harus berusaha untuk terus mengingat-Nya.

Maka para Uama memberikan dua tips agar shalat khusyuk. Pertama, berusaha untuk selalu ingat Allah. Kedua, berusaha memahami apa yang dibaca.

Dalam kitab Hasyiah I’anat al-Thalibin juga disebutkan beberapa cara agar mendapatkan khusyuk dalam shalat:

1. Membayangkan bahwasanya kita sedang berhadapan dengan zat yang sangat mulia yaitu Allah SWT.

2. Membayangkan bahwasanya kita sedang bermunajah (berdialog) dengan Allah SWT.

3. Menghayati makna dari setiap bacaan shalat.

4. Membaca bacaan shalat secara tartil (pelan-pelan).

5. Memanjangkan ruku’ dan sujud.

6. Pandangan selalu tertuju pada tempat sujud meskipun melakukan shalat di depan ka’bah atau di tempat yang gelap, kecuali di saat mengangkat jari telunjuk ketika membaca tasyahhud, maka pandangan ketika itu difokuskan kepada jari telunjuk tersebut.​

Dengan selalu mengingat nama Tuhan dalam gerak gerik shalat, maka membuat pikiran seorang muslim tidak terbang kemana-mana. Dan ini tentu sangat membantu keadaan hati dan pikiran untuk shalat khusyuk. Karena jika shalat memikirkan hal tidak penting maka bisa membuat seseorang lupa bilangan shalat.


Editor: Daniel Simatupang