Munas-Konbes NU 2021 Siap Digelar dengan Prokes Ketat

 
Munas-Konbes NU 2021 Siap Digelar dengan Prokes Ketat
Sumber Gambar: Capture/YT TVNU

Laduni.ID, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan menyelenggarakan Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar (Munas-Konbes) secara luring pada 25-26 September 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Munas dan Konbes NU akan digelar pada tanggal 25-26 September 2021 akan digelar di Jakarta. Kali ini tentunya lebih sedikit dibanding Munas-Konbes di tahun-tahun sebelumnya. Kali ini cuma datang 250 pengurus dan warga Nahdliyin. Tentu saja dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujar KH Ahmad Ishomuddin, Ketua Dewan Pengarah Munas-Konbes NU 2021 dalam acara konferensi pers yang dilaksanakan secara daring, Kamis (23/9/2021).

Perhelatan akbar kedua setelah Muktamar ini akan menjadi forum bahtsul masail akbar yang akan membahas berbagai permasalahan baik dalam agama maupun dalam bidang-bidang lain. Pembahasan masalah-masalah keagamaan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Waqi’iyyah (pembahasan masalah-masalah keagamaan aktual), Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Maudlu’iyyah (pembahasan masalah-masalah keagamaan tematik), Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Qanuniyyah (pembahasan masalah-masalah keagamaan berkaitan dengan perundang-undangan). 

Adapun bidang-bidang yang akan masuk dalam pembahasan lain, ialah bidang kesehatan, polhukam (politik, hukum, dan keamanan), pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat (kesra). Hasil dari pembahasan tersebut akan dijadikan sebagai rekomendasi yan ditujukan kepada pemerintah.

Juri Ardiantoro, ketua pelaksana Munas-Konbes NU mengatakan bahwa Munas-Konbes begitu sangat istimewa, sebab forum ini merupakan forum yang akan disepakatinya kapan Muktamar NU diadakan.

“Kali ini strategis, karena ini Munas-Konbes terakhir sebelum muktamar. Dari sini juga akan diputuskan, kapan nanti waktunya akan digelar muktamar, puncak musyawarah alim ulama NU,” tutur Juri.

Munas-Konbes NU 2021 akan diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat, diantaranya dengan mensyaratkan peserta yang terlibat sudah melakukan rapid test antigen atau swab pcr, dan telah divaksin dengan menunjukkan bukti telah divaksin minimal dosis pertama.

Peserta yang hadir berjumlah sebanyak 250 orang beserta panitia, terdiri dari unsur kepengurusan PBNU seperti Mustasyar, Syuriyah, A’wan, Tanfidziyah, utusan Badan Otonom dan Lembaga serta delegasi dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia sebanyak tiga orang dari masing-masing wilayah.


Editor: Daniel Simatupang