Luapan Cinta Unta kepada Rasulullah SAW

 
Luapan Cinta Unta kepada Rasulullah SAW
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dulu, jika hendak berangkat ibadah haji, maka masyarakat sekitar Kota Makkah akan menggunakan binatang sebagai kendaraan untuk menuju ke Madinah, misalnya saja unta. KH. Maimoen Zubair sering bercerita bahwa dulu ayahanda beliau, KH. Zubair masih melihat momen jamaah haji menggunakan unta sebagai alat transportasi.

Unta-unta tersebut seketika melaju tak terkendali ketika melihat kubah hijau yang di bawahnya terdapat makam Rasulullah SAW. Ketika kubah hijau yang berada di atas makam Rasulullah SAW sudah tampak dari kejauhan, maka akan membuat unta atau keledai berlari kencang tanpa kendali, bersegera menuju makam manusia mulia itu.

Kawanan unta itu akan berlari kencang karena kerinduan yang teramat besar kepada Rasulullah SAW. Tidak hanya unta, bahkan keledai yang juga menjadi salah satu alat transportasi saat itu, akan ikut juga berlari kencang agar cepat sampai di makam Rasulullah SAW.

Imam Ibnu Ad-Diba'i pernah menceritakan fenomena luar biasa tersebut. Beliau mengatakan bahwa hal tersebut merupakan luapan cinta yang teramat besar. Gambaran cinta itu sebagaimana diungkapkan di dalam Kitab Maulid Ad-Diba'i.

أَلَـمْ تَرَهَا وَقَدْ مَدَتْ خُطَاهَا وَسَالَتْ مِنْ مَدَامِعِهَا سَحَائِبُ

“Tidakkah engkau lihat unta itu semakin cepat langkahnya, bercucuran deras air matanya, bagaikan hujan yang tercurah dari mendung.”

فَدَعْ جَذْبَ الزَّمَامِ وَلَا تَسْقَهَا فَقَائِدُ شَوْقِهَا لِلْحَيِّ جَاذِبُ

“Maka biarkanlah, jangan tarik tali kekang dan janganlah kau menggiringnya karena yang menariknya adalah kerinduan pada Nabi Muhammad.”

فَهُمْ طَرَبًا كَمَـاهَامَّتْ وَاِلَّا فَاِنَّكَ فِـى طَرِيْقِ الْـحُبِّ كَاذِبُ

“Luapkanlah rasa cintamu sebagaimana yang dilakukan unta dan jika tidak maka cintamu pada Nabi adalah dusta.”

‏اَمَّا هَذَا الْعَقِيْقُ بَدَا وَهَذَى قِبَابُ الْحَيِّ لَاحَتْ وَالْمَضَارِبُ

“Perhatikan, kota Akiq telah nampak dan inilah kubah Nabi yang terang dan menyala-nyala cahayanya.”

وَتِلْكَ الْقُبَّةُ الْخَضْرَاءُ فِيْهَا نَبِيٌّ نُوْرُهُ يَجْلُوْ الْغَيَاهِبَ

“Dan itulah kubah yang hijau dan Nabi bermakam di sana. Seorang Nabi yang cahayanya menerangi kegelapan.”

Mbah Maimoen Zubair juga menjelaskan, bahwa tidak sedikit umat Muslim yang tertipu dengan amal yang telah dikerjakan (mungkin karena kebodohannya). Hal itu terkait dengan saat memasuki Kota Madinah, banyak di antara mereka yang tidak memiliki niat untuk berziarah ke makam Nabi SAW. Mereka justru lebih memilih untuk melaksanakan Shalat Arba’in (jamaah 40 waktu) di Kota Nabi, atau mereka memilih beribadah di Raudhah. Padahal, tujuan utama ke Madinah yang paling utama adalah tidak lain untuk berziarah kepada Nabi Muhammad SAW.

Demkianlah pesan yang teramat jelas disampaikan oleh Mbah Maimoen Zubair supaya umat Islam yang beribadah haji juga mempunyai niat untuk berziarah ke makam Rasulullah SAW. Bershalawat dan mengucapkan salam kepada beliau sebagai rasa hormat, dan mengenang kebaikan serta perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam.

Apa yang disampaikan Mbah Maimoen Zubair itu selaras dengan Hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi berikut ini:

‏مَنْ حَجَّ الْبَيْتَ وَلَمْ يَزُرْنِيْ فَقَدْ جَفَانِيْ

“Barang siapa berhaji namun tidak menziarahiku maka sungguh ia telah tidak peduli (sombong) kepadaku.” (HR. Ad-Daruquthni)

Apalah jadinya jika kita tak acuh kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, sosok yang kelak menghamparkan syafaat kepada seluruh umatnya? Karena itu, jika mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan haji atau umrah, maka sertakan pula untuk berniat ziarah kepada beliau. Karena semua itu bukanlah tentang kita, melainkan tentang sosok mulia itu. Sebagaimana unta-unta yang menuju Madinah bergegas untuk segera sampai ke makam nabi, meluapkan cintanya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.  

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا فِي الدُّنْيَا زِيَارَتَهُ وَفِي الْاَخِرَةِ شَفَاعَتَهُ وَلَاتَحْرِمْنَا فِي الْجِنَانِ رُؤْيَتَهُ. آمِيْنَ

"Ya Allah, anugerahilah kami rezeki di dunia ini untuk dapat berziarah kepada Nabi Muhammad, dan rezeki di akhirat kelak untuk mendapatkan syafaatnya. Dan janganlah Engkau larang kami untuk dapat berjumpa dan memandang wajahnya kelak di surga. Aamiin." []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 22 Oktober 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: RM. Sutowijoyo

Editor: Hakim