Saat KH. Abdullah Hadziq Balekambang Berbai’at Thariqah kepada Habib Luthfi bin Yahya Muda

 
Saat KH. Abdullah Hadziq Balekambang Berbai’at Thariqah kepada Habib Luthfi bin Yahya Muda
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Maulana Al-Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan sering sekali mengisahkan tentang salah satu guru beliau, KH. Abdullah Hadziq Balekambang. Sosok guru yang dianggap sebagai ayah oleh Habib Luthfi. Bagaimana tidak, Habib Luthfi pernah berguru kepada beliau selama dua tahun.

Selain itu, Habib Luthfi juga merupakan mursyd thariqah KH. Abdullah Hadziq. Bagaimana bisa?

Kala itu KH. Abdullah Hadziq pernah menimba ilmu di tanah suci Mekkah kepada Syekh Mahfudz At-Tarmasi, Syekh Dhimyati, dan Syekh Nahrawi Al-Makkiy, serta para ulama tanah Haramain lainnya. Saat hendak berbai’at thariqah kepada Syekh Mahfudz At-Tarmasi dan Syekh Nahrawi Al-Makkiy, beliau tidak langsung mendapatkan izin.

Syekh Nahrawi memberitahukan pada KH. Abdullah Hadziq bahwa mursyid beliau beliau lahir, dengan karomah Syekh Nahrawi, KH. Abdullah diberitahukan bahwa saat ini mursyidnya sedang berada dalam kandungan ibunya.

“Mursyidmu nanti adalah cucu dari Habib Hasyim bin Umar bin Thaha bin Yahya Pekalongan. Carilah,” kata Syeikh Nahrawi

Setelah mendapat perintah dan informasi dari gurunya, KH. Abdullah langsung kembali ke Balekambang dan mencari calon mursyidnya tersebut. Setelah bertemu dengan Habib Hasyim dan mengutarakan tujuannya, Habib Hasyim lalu memanggil seluruh anak-anaknya.

“Di antara kalian siapa yang istrinya sedang mengandung?” tanya Habib Hasyim kepada putra-putranya.

Ternyata istri Habib Ali bin Yahya sedang mengandung, yang di kemudian hari anak Habib Ali diberi nama Muhammad Luthfi. KH. Abdullah juga meminta kepada Habib Ali bin Yahya agar kelak ketika sudah mukallaf, Habib Luthfi muda dipondokkan di Pesantren Balekambang, walau hanya sebentar.

Benar saja, saat menginjak usia 13 tahun, atau pada tahun 1961, Habib Luthfi muda menimba ilmu di Pondok Pesantren balekambang selama dua tahun. Saat itulah KH. Abdullah benar-benar ebrbai’at thariqah kepada Habib Luthfi.

Cerita guru yang juga murid-murid yang juga guru ini sangat popular di kalangan pesantren, sebagaimana hubungan guru-murid antara KH. Arwani Amin (Kudus), KH. Ma’mun Ahmad (Kudus), dan KH. Hasan Askari (Magelang). Teladan luar biasa di kalangan Nahdliyin.

Habib Luthfi muda mendapat panggilan khusus dari KH. Abdullah, sama seperti santri lainnya. KH. Abdullah memanggil Habib Luthfi muda dengan panggilan Yik Luthfi. KH. Abdullah memang terbiasa memanggil para santrinya dengan panggilan terhormat dan membanggakan, seperti kiai, bos, atau minimal dengan panggilan kang.

Sumber: M Abdullah Badri (Wakil Sekretaris PC LTN NU Jepara)


Editor: Daniel Simatupang